Nasi Goreng Arang Yogyakarta, Pilihan Nikmat Berbuka Puasa

 Nasi Goreng Arang Yogyakarta, Pilihan Nikmat Berbuka Puasa


Dari sebagian penjaja yang menyajikan nasi goreng di Kota Yogyakarta dan sekitarnya yang dulu aku coba, hanya sedikit yang meninggalkan jejak kenikmatan di lidah. Salah satunya adalah nasi goreng yang terdapat di gang Megatruh, di sisi selatan Gading Mas 2. Nasi goreng ini pun lantas dikenal sebagai nasi goreng arang Gading Mas dikarenakan sampai selagi ini sang penjaja tak menambahkan nama khusus untuk lapak dagangannya tersebut.



Tak benar-benar susah menemukan tempat ini. Gang Megatruh dan Gading Mas 2 berada di Jalan Kaliurang Km.5 atau hanya 500 mtr. berasal dari universitas Universitas Gadjah Mada. Dari Gading Mas 2, warung nasi goreng ini berada 10 mtr. di sebelah selatannya. Atau kecuali berasal dari Gudeg Yu Djum yang berada di gang Srikaton, nasi goreng ini berada 30 mtr. di sebelah utaranya.


Sepintas tak tersedia yang istimewa berasal dari nasi goreng ini. Menempati sebuah warung kecil, nasi goreng disiapkan dan dimasak di sebuah gerobak kayu. Dua sampai tiga potong ayam masak tergantung di atasnya. Wadah kaca berisikan mie kuning dan bihun menandakan kecuali tempat ini juga menyajikan bihun goreng dan bakmie jawa coconut charcoal briquettes manufacturers .


Namun nasi goreng adalah yang paling banyak dipesan costumer di tempat ini. Bukan saja dikarenakan rasanya yang gurih dan porsinya yang lumayan banyak, tapi yang istimewa adalah memasaknya yang tetap manfaatkan tungku dan arang. Tak banyak nasi goreng dan bakmie Jawa yang tetap menjaga cara memasak manfaatkan arang seperti ini.


Pertunjukkan memasak nasi goreng manfaatkan tungku dan arang. Kembang api yang dihasilkan percikan  dan pijar bara arang jadi anggota menarik berasal dari nasi goren di tempat ini.


Oleh dikarenakan itu yang menarik juga di tempat ini adalah sebelum saat makan costumer bakal memperoleh tontonan cara memasak tradisional yang mengesankan. Penjual awalnya mengipasi tungku. Ketika sudah terasa memasak tugas mengipasi diserahkan kepada sebuah kipas angin kecil. Arang pun membara, pijarnya yang merah menyebabkan tungku seakan berpendar. Panas arangnya sampai terasa ke tempat duduk pembeli. Yang benar-benar menarik adalah ketika bara arang membuahkan “kembang api” yang terbang berasal dari didalam tungku. Proses memasak pun jadi seperti sebuah pertunjukkan. Tak jarang “kembang api” tersebut begitu besar sampai menyebabkan sang penjaja agak menghindari sejenak berasal dari wajan penggorengannya.


Setiap harinya nasi goreng arang membuka terasa pukul 18.00 sampai 24.00 dan selama bulan puasa kebanyakan bakal ramai selepas shalat tarawih. Seperti ketika aku 2 hari lantas berkunjung ke sana jelang pukul 9 malam, banyak orang sudah mengantri.


Agak tidak serupa bersama dengan warung nasi goreng lainnya, costumer di tempat ini kebanyakan lebih sering membeli untuk dibungkus daripada makan di tempat. Warungnya yang kecil, kemungkinan hanya sanggup memuat 8 orang, dilengkapi letaknya di tepi jalan yang ramai tanpa tempat parkir yang lumayan boleh jadi jadi alasan mengapa banyak costumer lebih puas membungkusnya.



Banyak yang membeli nasi goreng atau bakmi Jawa di tempat ini untuk dibungkus dan dibawa pulang.  Saya sering membelinya bersama dengan memakai wadah sendiri.


Satu porsi nasi goreng arang di sediakan bersama dengan potongan acar mentimun. Taburan bawang merah goreng dan daun seledri jadi pelengkap. Sayang di sini tidak sedia kan kerupuk. Telur orak-arik dan sebagian potong daging ayam berpadu pas bersama dengan butiran nasinya yang tidak benar-benar besar. Proses memasaknya yang manfaatkan arang menyebabkan panasnya lebih merata serta tahan lama. Aroma seperti terbakar juga menyebabkan nasi goreng ini semakin menggugah selera.


Satu kembali yang membedakan nasi goreng arang ini bersama dengan jualan sejenisnya adalah pemakaian kuah kaldu ayam. Ketika menggoreng, sedikit kaldu ayam ditambahkan supaya nasi goreng yang dihasilkan sedikit lengket tapi tidak basah. Bagi yang tidak puas silakan memesan tanpa tambahan kaldu. Jika meminta tambahan sayap atau kepala ayam sebagai campurannya  kita sanggup memintanya secara khusus, pasti bersama dengan harga yang sedikit lebih mahal.


Nasi goreng arang gading mas, Yogyakarta. Dimasak manfaatkan tambahan kuah kaldu ayam dan digoreng di atas pijar bara arang menjadikannya istimewa.


Soal rasa, seperti yang aku bilang di awal, nasi goreng arang ini lumayan meninggalkan jejak di lidah. Perpaduan bumbunya yang pas, kaldu ayam serta panas dan aroma pembakaran berasal dari arang membuahkan sensasi nikmat yang kuat di lidah. Saya biasa memesannya tanpa saus dan tidak pedas supaya rasa manisnya jadi sedikit kuat dikarenakan kecapnya jadi lebih dominan.


Tertarik untuk mencobanya sebagai menu berbuka?. Cukup bersama dengan Rp. 9.000 kita sudah sanggup menikmati seporsi nasi goreng arang ini dilengkapi pertunjukkan percikan kembang api bara arang yang menjalar ke sana-kemari.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghindari Penyewaan Mobil yang Tidak Resmi di Jakarta dan Waspada terhadap Penipuan

Cara Mencari Pekerjaan Online - Kiat Mencari Pekerjaan

Ciri-ciri IC Charger iPhone Rusak: Mengenali Masalah dan Solusinya